struktur Kristal struktur kristal logam struktur
kristal pdf struktur kristal hcp struktur kristal adalah
STRUKTUR KRISTAL
2.1. Struktur Atom
Struktur kristal terdiri dari susunan atom-atom yang teratur, dan atom sendíri terdiri dari inti (terdiri dari sejumlah proton dan
neutron) yang dikelilingi oleh sejumlah elektron. Elektron-elektron ini menempati
kulit tertentu. Suatu atom dapat mempunyai satu atau lebih kulit. Setiap kulit
dapat ditempati oleh elektron sebanyak 2n2 dimana n adalah nomor
kulit (dihitung mulai dari yang terdalam sebagai kulit nomor 1).
Jumlah
elektron pada kulit terluar banyak menentukan sifat dari unsur tsb. Atom yang
memiliki jumlah elektron yang sama pada kulit terluar, yaitu unsur pada group
yang sama akan memiliki sifat yang hampir sama. Semua gas mulia memiliki
delapan elektron pada kulit terluar, kecuali helium yang hanya memiliki satu
kulit dan jumlah elektron pada kulit itu adalah dua, semuanya adalah unsur yang
stabil, tidak bereaksi dengan unsur lain.
Atom-atom
dapat membuat ikatan dengan atom yang sejenis atau atom lain membentuk molekul
dari suatu zat atau senyawa. Dalam beberapa hal atom-atom juga dapat menjalin
ikatan dengan atom sejenis atau atom lain tanpa membentuk molekul, seperti
halnya pada logam.
2.2. Ikatan atom
Ada liga jenis ikatan atom yang utama, yaitu :
-
Ikatan ionik
-
Ikatan kovalen atau homopolar
-
Ikatan logam
2.2.1. Ikatan ionik
Atom akan paling stabil jika atom
itu mempunyai konligurasi elektron seperti konfigurasi elektron pada gas mulia.
yaitu terdapat delapan elektron pada kulit terluar (dua elektron bila atom
memíliki hanya satu kulit). Bila suatu atom hanya memiliki satu elektron pada
kulit terluar, maka ia cenderung untuk melepas elektron tersebut. dan kulit
yang lebih ke dalam. yang biasanya sudah terin panuh, akan menjadi kulit
terluar, ini menyebabkannya menjadi lebih stabil. Tetapi hal ini juga
mengakibatkan atom itu kelebihan proton (yang bermuatan positip), sehingga atom
itu akan bermuatan positip, dikatakan atom itu berubah menjadi ion positip.
Sebaliknya bila sualu atom lain yang
memiliki tujuh elektron pada kulit terluarnya, ia cenderung akan menerima satu
elektron lagi dari luar. Dan bila hal ini terjadi maka atom itu akan menjadi
bermuatan negatip (karena kelebihan elektron), ia akan menjadi ion negatip.
Dan bila kedua ion ini berdekatan akan terjadi tarik menarik karena kedua ion
itu memiliki muatan listrik yang berlawanan. Kedua atom itu akan terikat satu
sama lain dengan gaya
tarik menarik itu, ikatan ini dinamakan ikatan ionik (ionic bonding).
Sebagai contoh, atom Na (dengan satu
elektron pada kulit terluar) yang berada dekat atom Cl (dengan tujuh elektron
pada kulit terluar) Dalam keadaan ini akan terjadi perpindahan satu elektron
dari atom Na ke atom Cl. Kedua atom itu akan menjadi ion. atom Na menjadi ion
Na+, atom Cl menjadi ion Cl-, karena muatannya berlawanan akan terjadi tarik menarik,
menjadi suatu ikatan ionik, (Gambar 2.1), dikenal
sebagai senyawa garam, yang silatnya berbeda dari kedua atom pembentuknya. Hal
ini memperlihatkan betapa kuatnya suatu ikatan ionik.
Gambar 2.1. Pembentukan ikatan ionik dalam natrium chlorida, didahului adanya perpindahan elektron
2.2.2. Ikatan kovalen
Beberapa atom dapat memperoleh konfigurasi
elektron yang stabil dengan saling meminjamkan elektronnya. Dengan saling
meminjamkan elektron ini atom-atom akan memperoleh susunan elektron yang stabil
tanpa menyebabkannya menjadi bermuatan. Ikatan akan terjadi melalui elektron
yang saling dipinjamkan itu. Elektron ini masih mempunyai íkatan dengan atom
asalnya, tetapi juga sudah terikat dengan atom yang meminjamnya.
Sebagai contoh digambarkan pada
Gambar 2.2 ikatan kovalen
dari Cl2, N2 dan HF.
Gambar 2.2. Ikatan kovalen pada molekul Cl2, N2
dan HF.
2.2.3. Ikatan Logam
Di sini
juga terjadi saling meminjamkan elektron, hanya saja jumlah atom yang bersama-sama
saling meminjamkan elektron valensinya (elektron yang berada pada kulit
terluar) ini tidak hanya antara dua atau beberapa atom tetapi dalam jumlah yang
sangat banyak. Setiap atom menyerahkan elektron valensinya untuk digunakan
bersama-sama. Dengan demikian akan ada ikatan tarik menarik antara atom-atom
yang saling berdekatan. Jarak antar atom ini akan tetap (untuk kondisi yang
sama), bila ada atom yang bergerak menjauh maka gaya tarik menarik akan
menariknya kembali ke posisi semula, dan bila bergerak terlalu mendekat maka
gaya tolak menolak menjadi makin besar (sedang gaya tarik menarik mengecil),
karena inti-inti atom berjarak terlalu dekat padahal muatan listriknya sama,
sehingga akan mendorong atom tersebut kembali ke posisi semula. Kedudukan suatu
atom relatif terhadap atom lain akan tetap.
Ikatan
seperti ini biasa terjadi pada logam, karena itu dinamakan Ikatan Logam.
Pada ikatan ini inti-inti atom terletak beraturan dengan jarak tertentu, sedang
elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk “kabut elektron” yang
mengisi sela-sela antar inti (lihat Gambar 2.3). Elektron-elektron ini tidak terikat pada
salah satu atom tertentu atau beberapa atom saja, tetapi setiap elektron dapat
saja pada suatu saat berada pada suatu atom, dan pada saat berikutnya berada
pada atom lain. Karena itulah logam dikenal mudah mengalirkan listrik dan
panas.
Mengingat
atam-atom pada logam menempati posisi tertentu relatif terhadap atom lain (di
kiri-kanan, depan-belakang dan atas-bawahnya), maka dapat dikatakan bahwa atom
logam tersusun secara teratur menurut suatu pola tertentu. Susunan atom yang
teratur ini dinamakan kristal, dan susunan atom pada logam selalu
kristalin, tersusun beraturan dalam suatu kristal.
2.3. Struktur kristal
Susunan
atom-atom yang teratur dalam tiga dimensi menurut suatu pola tertentu dinamakan
kristal. Bila dari inti-inti atom dalam
suatu struktur kristal ditarik garis-garis imajiner melalui inti-inti atom tetangganya
maka akan diperoleh suatu kerangka tiga dimensi yang disebut space lattice
(kisi ruang). Space lattice ini dapat dianggap tersusun dari sejumlah besar unit
cell (sel satuan). Unit cell merupakan bagian terkecil dari space lattice yang bila disusun ke arah sumbu-sumbunya akan membentuk space
lattice. Pada Gambar 2.4. tampak sebagian dari suatu space lattice dan satu unit cellnya digaris tebal. Suatu unit cell
dinyatakan dengan lattice parameter (panjang rusuk-rusuk dan sudut antara
rusuk-rusuk).
|
|
Tabel 2.1. Deskripsi dari 7 macam sistem kristal
1
|
Triclinic
|
Three unequal
axes, no two of which are perpendicular
a ≠ b ≠ c α ≠ β ≠ γ ≠ 90o
|
2
|
Monoclinic
|
Three unequal
axes, one of which is perpen-dicular to the other two
a ≠ b ≠ c α = β
= 90o ≠ γ
|
3
|
Orthorhombic
|
Three unequal
axes, all perpendicular
a ≠ b ≠ c α = β = γ = 90o
|
4
|
Rhombohedral
|
Three equal
axes, not at right angles
a = b = c α ≠ β ≠ γ ≠ 90o
|
5
|
Hexagonal
|
Three equal
coplanar axes at 120o and a fourth unequal axis perpendicular to
their plane
a = b ≠ c α = β
= 90o γ = 120o
|
6
|
Tetragonal
|
Three perpendicular
axes, only two equal
a = b ≠ c α = β
= γ = 90o
|
7
|
Cubic
|
Three equal
axes, mutually perpendicular
a = b = c α = β
= γ = 90o
|
Ada 7 macam sistem struktur kristal yang mungkin terjadi, yaitu cubic, tetragonal, orthorhombic, monoclinic, triclinic, hexagonal dan rhombohedral (deskripsi dari masing-masing sistem tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1). Dari ke 7 macam sistem kristal tersebut masih mungkin ada variasinya (face centered, body centered dan lain-lain), sehingg ada 14 macam kemungkinan jenis sistem kristal (Gambar 2.5).
Gambar 2.5. Unit cell dari 14 macam sistem kristal
yang mungkin terjadi (Bravais lattices)
P
= Primitif, I = Body centered, F = Face centered, C = Base centered
Kebanyakan
logam-logam yang penting membeku dengan membentuk kristal dengan sistem kristal
cubic (kubus) atau hexagonal. Sistem kristal yang paling sering dijumpai pada
logam adalah:
1.
Face Centered Cubic (FCC) atau Kubus Pemusatan Sisi (KPS),
Gambar 2.6
2.
Body Centered Cubic (BCC) atau Kubus Pemusatan Ruang (KPR),
Gambar 2.7
3.
Hexagonal Close-Packed (HCP) atau Hexagonal Tumpukan Padat (HTP),
Gambar 2.8.
Gambar 2.8. Unit cell Hexagonal Close-Packed (HCP),
(a) Kisi ruang, (b) model bola pingpong
Ada kurang lebih lima
belas unsur yang memiliki sifat allotropi, termasuk besi. Pada temperatur kamar
besi memiliki sistem struktur kristal BCC (dinamakan besi alpha, α), pada temperatur
antara 910 - 1400oC sistem struktur kristalnya FCC (besi gamma, γ) dan di
atas 1400 oC sampai mencair sistem kristalya BCC (besi delta,
δ). Bila temperatur kembali
lagi maka sistem kristalnya juga akan kembali seperti
semula. Setiap perubahan tersebut ditandai dengan pemberhentian perubahan
temperatur (Gambar 2.9).
Pada
umumnya setiap logam selalu membentuk stuktur kristal dengan sistem kristal tertentu,
tetapi ternyata ada beberapa unsur yang dapat dijumpai dengan sistem kristal
yang berbeda, sifat yang demikian iní dinamakan polimorfi. Di antara
logam-logam yang memiliki silat polimorfi ini ada yang sifat polimorfinya bersifat
reversibel, pada suatu
kondisi sistem kristalnya tertentu dan bila kondisi berubah, sistem
kristalnya juga akan berubah dan bila kondisi kembali seperti semula maka
sistem kristal juga akan kembali
seperti semula. Sifat ini dinamakan sifat allotropi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar